Wednesday, May 9, 2007

Mengapa Memotivasi Diri Sendiri Tidak Berhasil bagi Semua Orang

Banyak buku, situs internet dan pembicara seminar memberikan bermacam saran, rumus dan tehnik yang dapat anda gunakan untuk mengubah hidup anda, meraih hasil yang lebih banyak dan lebih sukses. Sayangnya, kebanyakan dari mereka gagal mempertahankan hasil tersebut dalam jangka panjang.

Lebih dari dua puluh tahun saya terlibat dalam program memotivasi diri sendiri (self-help), baik sebagai peserta, pelatih dan perencana. Saya menemukan ada dua mitos yang menjelaskan mengapa banyak pendekatan yang digunakan untuk "self-help" gagal mempertahankan hasilnya dalam jangka panjang.

MITOS 1--"Anda memiliki kekuatan yang tak terhingga. Anda bisa menciptakan apa saja yang anda inginkan"

Sebagian besar sistem "self-help" mengkomunikasikan pesan yang serupa, yaitu "Anda memiliki kekuatan yang tak terbatas dan bisa menciptakan apa saja yang anda inginkan bila anda menggunakan tehnik x." Kemudian anda ditawari untuk menggunakan tehnik seperti, goal setting, visualisasi, affirmasi, NLP, meditasi, doa, dan lain sebagainya.

Bila anda melihat secara dekat, teori-teori tersebut tidak dapat begitu saja didukung oleh pengalaman hidup sehari-hari, tak peduli seberapa baik hal itu kedengarannya, seberapa banyak orang mengatakannya, atau seberapa dalam anda ingin meyakininya.

Pertama, jika anda benar-benar berusaha mewujudkan secara nyata semua realitas, pikiran, keyakinan dan harapan-harapan anda (bahkan meski hanya satu hal saja yang anda inginkan), anda akan menderita dan hidup anda akan kacau balau, terutama saat anda menyadari betapa sedikit hal yang anda ketahui tentang diri anda sendiri dan orang-orang di sekitar anda, betapa cepat dunia berubah, dan betapa sering kita mengubah pandangan kita tentang banyak hal.

Kedua, bila anda melihat lebih dekat dan mencoba untuk mengikuti serta mengukur secara saintifik (sebagaimana yang pernah saya lakukan), akan tampak jelas bahwa sebagian besar orang yang sukses ternyata sedikit sekali mampu meraih tujuan yang telah mereka canangkan dan menerima sedikit sekali hal-hal yang mereka harapkan dari tehnik-tehnik "self-help" tadi.

Pertanyaannya adalah bila ternyata tehnik-tehnik self-help terbukti gagal, maka mengapa hal itu terjadi?

Dari pengalaman saya temukan bahwa kita biasanya tidak mengetahui secara sadar apa yang membuat kita bahagia. Kita hanya berpikir apa yang kita lakukan. Karena itu, apa yang anda pikir anda inginkan (dari perpektif kesadaran anda yang terbatas) dan apa yang benar-benar anda inginkan seringkali merupakan dua dunia yang terpisah.

Anda datang ke dalam hidup ini untuk mengalami sesuatu yang spesial, untuk memenuhi tujuan hidup yang unik. Dalam diri anda ada sesuatu yang saya anggap sebagai "sutradara" film kehidupan anda, yang telah diberi tugas untuk mengarahkan kehidupan sehari-hari anda agar anda bisa menjalani skenario yang telah ditetapkan serta memastikan bahwa anda akan memenuhi tujuan hidup anda.

Sangat penting untuk dipahami bahwa "sutradara" yang ada dalam diri anda itulah yang menjalankan pertunjukan, bukan kesadaran pikiran anda. Kunci keberhasilan dalam hidup ini adalah menemukan apa tujuan hidup anda, membangun hubungan baik dengan sang "Sutradara" tersebut, serta belajar bagaimana anda bisa menjadi apa yang benar-benar anda inginkan dalam setiap keadaan.

MITOS 2--"Satu pendekatan cocok bagi semua orang"

Sebagian besar pendekatan "self-help" menawarkan sebuah strategi yang dianggap cocok dan berhasil bagi semua orang. Pengalaman saya selama lebih dari dua puluh tahun mengatakan bahwa tidak ada sebuah tehnik "self-help" yang cocok bagi semua orang.

Perbedaan di antara kita teramat besar. Kita datang ke dunia ini membawa tujuan hidup yang berbeda-beda. Agar kita dapat meraih apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup ini, kita harus belajar untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai pendekatan, tehnik dan strategi yang dirancang bagi keunikan diri kita.

Kita perlu mempertimbangkan bahwa cara-cara yang ditawarkan oleh mereka yang berhasil dalam meraih sukses mereka hanyalah sebagai sebuah kemungkinan saja untuk menggapai sukses, tak peduli betapa pintar dan suksesnya orang tersebut, betapa baik bukti-bukti yang telah ditunjukkan pada anda, betapa anda percaya atau hormat padanya, atau betapa logis hal tersebut terlihat.

Jadikan setiap pendekatan "self-help", tehnik dan strategi untuk menemukan cara anda sendiri. Lalu, bentuklah, asahlah dan gubahlah. Lakukan eksperiment dengan pikiran terbuka, gunakan apa yang sesuai dengan anda, lalu sisihkan yang lain. Mengapa? Karena jalan yang membawa anda menuju keberhasilan anda adalah unik bagi diri anda sendiri.

Lalu apa yang dapat anda lakukan ketika "self-help" gagal memberikan hasil yang anda ingnkan?

1--Berhentilah sejenak. Tenangkan diri anda. Ketahuilah bahwa anda tidak melakukan sesuatu yang salah.

2--Ingatlah bahwa bukan kesadaran pikiran anda yang sedang menjalankan pertunjukan hidup anda. apa yang anda pikir anda inginkan dan apa yang sesungguhnya benar-benar anda inginkan adalah dua dunia yang berbeda.

3--Daripada memaksakan diri mengikuti jalan orang lain, lebih baik anda menemukan jalan anda sendiri. Pahamilah bahwa anda datang kemari untuk membuka jalan anda yang unik menuju keberhasilan diri.

4--Sadarilah bahwa setiap pendekatan "self-help" hanyalah sebuah jalan mungkin menuju sukses anda. Lakukan percobaan dengan pikiran terbuka, gunakan metode yang cocok bagi anda dan lupakan yang lain.

5--Anda boleh terus menginginkan apa yang anda pikir anda inginkan, tetapi mengalirlah bersama apa yang anda rasa paling kuat memotivasi diri anda untuk bertindak.

6--Percayalah bahwa "Sutradara" hidup anda sedang menjaga anda dari balik layar kehidupan anda. Anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan atau mungkin lebih baik yang lebih sesuai dengan "diri sejati anda" dan keunikan tujuan hidup anda.

(Robert Scheinfeld. Pioner dalam psychospirituality yang menggabungkan psychology dengan spirituality. http://www.lifechangetips.com)

Sumber http://career.ubaya.ac.id/learn/vartikel.php?Id=55

Read More......

Pekerjaan Tidak Sesuai Minat, Apakah Saya Telah Gagal ?

by: Ninik Wulandari, EXPERD Consultant

Idealnya kita bekerja sesuai minat atau sesuai latar belakang pendidikan, dan kebanyakan orang pasti berpikir demikian. Namun kenyataan seringkali berbeda, dikarenakan kondisi atau tuntutan yang ada sehingga mengharuskan kita banting setir dan menekuni bidang yang tidak kita sukai atau diluar keahlian kita semula.

Apakah ini artinya Anda harus menyesali keadaan dan tidak bisa menemukan kegairahan dalam bekerja ? Apakah artinya Anda telah gagal ? Jawabannya : TIDAK, dan adalah merupakan pilihan bagi Anda untuk menjadikan hidup dan pekerjaan anda menyenangkan atau tidak, yaitu dengan mengubah cara berpikir Anda sendiri. Anda sendiri yang menentukan makna dari pekerjaan saat ini, yang pastinya berdampak pada keberhasilan di masa mendatang.

Benarkah Anda Telah Gagal ?
Seringkali kegagalan berawal dari persepsi atau pemikiran diri kita sendiri. gKarena teman-teman berhasil di bidang yang sesuai pendidikan mereka, karena saya malu jika ditanya orang tua, saya malu karena sudah buang waktu sekolah lama-lama tapi tidak bisa menerapkan, atau karena saya tidak suka jadi ini berat bagi saya...h merupakan beberapa alasan mengapa kita menganggap diri kita gagal.

Anda bisa menilai diri gagal, namun orang lain belum tentu menganggap demikian. Banyak sekali alasannya. Bahwa Anda tetap bisa menjalankan pekerjaan dengan baik atau bisa memberikan kontribusi bagi kesuksesan kerja tim, bahwa Anda adalah rekan kerja yang menyenangkan, anggapan bahwa Anda sudah sangat membantu perekonomian keluarga, bahwa Anda tidak lagi tergantung secara finansial pada orang tua, menjadikan orang lain tidak pernah menganggap diri Anda gagal dalam bekerja.

Berhasil atau gagal, apa tolok ukurnya ?
Perlu diingat bahwa penilaian akan keberhasilan atau kegagalan tidak melulu ditentukan oleh kita sendiri, namun juga orang lain atau lingkungan kita. Standar yang kita pakai juga menentukan arti keberhasilan atau kegagalan. Anda menganggap keberhasilan dinilai dari materi, pengakuan lingkungan, kesenangan pribadi, minat dan idealisme, atau ada hal lain ? Anda tentunya tidak bisa memborong semuanya karena hal ini akan membuat Anda makin stress dan terbebani. Ingat, tidak ada orang yang sempurna. Buatlah prioritas mengenai target atau standar Anda sendiri, dengan dasar pemikiran yang paling realistis.

Jika Anda merasa materi paling penting saat ini, tentunya Anda harus cukup realistis dan tidak lagi memusingkan mengenai suka tidak sukanya anda dengan bidang kerja, dan lebih fokus pada bagaimana mengoptimalkan kemampuan dan mengejar target kerja sebaik mungkin. Jika pengakuan lingkungan menjadi prioritas, apapun bidang kerja Anda, asalkan bisa menghasilkan kinerja terbaik otomatis Anda bisa mendapatkan pengakuan tersebut.

Walaupun minat Anda sesuai kadang kinerja masih banyak faktor lain pada diri Anda yang bisa berpengaruh pada kepuasan dan keberhasilan, termasuk faktor kemampuan, karakter pribadi, atau sikap kerja, selain masih segudang faktor eksternal yang perlu disiasati. Selain itu, karena kita mahluk sosial, biasanya peran lingkungan masih tetap kuat, demikian pula factor terpenuhinya kebutuhan hidup. Artinya apabila Anda benar-benar fokus pada minat dan idealisme, maka Anda harus berbesar hati mencari kesempatan yang sesuai, walaupun harus dengan bekerja sangat keras dan terpaksa mengorbankan prioritas lain untuk saat ini, misalnya dalam hal materi atau pendapatan dan sebagainya.

Apa yang Harus Dilakukan ?
a. Anda bisa mulai dengan membuat checklist mengenai plus minus pekerjaan Anda sekarang. Apa yang Anda senangi dan tidak, apa manfaatnya bagi Anda dan apa kerugian yang Anda dapatkan sejauh ini. Anda juga bisa mencari informasi terbaru mengenai segala peluang dan ancaman terkait pekerjaan tersebut saat ini dan mendatang, baik secara spesifik di perusahaan Anda bekerja atau secara umum di bisnis yang anda tekuni.
b. Cermati pula kekuatan dan kelemahan diri Anda berdasarkan masukan dari rekan kerja, atasan atau keluarga, selain pengamatan Anda terhadap keberhasilan proyek kerja atau tugas-tugas sejauh ini.
c. Apabila Anda memutuskan untuk tetap di bidang kerja saat ini, maĆ­z banyak cara mengoptimalkan kinerja Anda dan mendapatkan pengakuan atas keberhasilan Anda. Susun target-target spesifik, mulailah dari jangka pendek dan yang paling realistis agar Anda bisa memenuhinya secara optimal.
d. Jika Anda memutuskan kembali ke ejalurf pendidikan atau minat Anda, buatlah rencana yang matang dengan memperhitungkan segala aspek, kerugian yang Anda akan alami di waktu dekat serta tindakan antisipasinya. Cari tahu
ke sebanyak mungkin rekanan atau sumber informasi lain (website, buku, koran dan sebagainya) demi melengkapi analisa Anda. Perlu diingat juga, Anda perlu mencermati lagi apakah kesempatan itu harus dalam bentuk pekerjaan formal ataukah bisa dilakukan secara paruh waktu, atau bahkan berusaha mandiri (wiraswasta) ? Ingat, Anda tetap harus mengukur kemampuan dan meramalkan keberhasilan Anda, dan memulai tindakan secara hati-hati, sehingga Anda bisa mengevaluasi setiap langkah dan tidak gegabah dalam bertindak.

Apapun pilihan Anda, Andalah yang menentukan keberhasilan atau kegagalannya selama Anda sudah memperhitungkan betul setiap langkah dan mengantisipasi segala resikonya. Semoga sukses

Sumber http://career.ubaya.ac.id/learn/vartikel.php?Id=47

Read More......

Kepribadian yang dicari dunia Industri

Daya saing bagi para lulusan baru atau fresh graduate universitas mulai dirasakan. Baik itu lulusan dalam dalam negri maupun luar negri, baik itu swasta maupun universitas negri. Memperhatikan situasi ini tentunya penting bagi para mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam perubahaan yang ada. Saya teringat dalam bukunya Rhenald Kasali yang berjudul Change yaitu Perubahan itu akan terjadi, yang terpenting bukannya kita melihat perubahan dengan termenung duduk diam tidak mengambil tindakan apapun namun bagaimana kita menyikapi perubahaan dengan mulai merencanakan. Perencanaan membuat persiapan diri agar dapat berhasil di terima pada tempat yang sesuai dengan keinginan kita bekerja.

Dewasa ini para mahasiswa lebih jeli, dahulu para mahasiswa mencari kerja jika telah lulus kuliah namun saat ini mereka lebih maju lagi para mahasiswa mencari kerja sebelum lulus kuliah khususnya semester akhir. Hal ini pula di cermati oleh dunia industri/ perusahaan dalam membuat penyusunan startegi rekrutmen - seleksi yang dilakukan dengan tidak hanya memasang iklan di media massa saja namun dunia industri langsung menuju dunia kampus dengan menjemput para mahasiswa khususnya semester akhir dengan melakukan seleksi. Hal ini, sering di sebut dengan "Campus Hiring". Pola rekrut ini di rasa penting karena menyikapi era yang cukup kompetitif mendapatkan SDM yang berkualitas dan unggul dalam segala bidang.

Dunia industri dalam melakukan rekrutmen langsung yaitu berusaha mempersiapkan perencanaan SDM yang akan datang di mana seseorang akan di tempatkan. Oleh karena itu yang terpenting adalah mencari kecocokan antara pencari kerja dengan criteria yang di diinginkan dunia industri. Tidak hanya seorang yang memiliki kepandaian luarbiasa di cari oleh dunia industri namun kemampuan beradaptasi dan bekerjasama.

Dalam melakukan pencarian calon karyawannya, perusahaan biasanya melakukan pemeriksaan psikologi dan di lanjutkan dengan wawancara. Tentunya dunia industri memiliki batasan - batasan kriteria dalam menentukan para calon karyawannya. Terlebih terhadap aspek kepribadian, yang seringkali para mahasiswa anggap biasa sehingga mereka seringkali kurang persiapan mengantisipasi proses tersebut.

Ada beberapa Kriteria kepribadian yang di butuhkan dunia industri adalah:

Pertama, Pribadi yang Percaya diri, kesan 5 menit pertama penentu proses selanjutnya. Seringkali hal tersebut di temukan manakala Job seeker melalui proses wawancara, dalam hal ini pentingnya keyakinan diri akan kemampuan yang dimiliki.

Sebagai seorang Assessor saya seringkali menemukan seseorang yang memiliki potensi tinggi tidak mampu di tampilkan pada proses wawancara. Mereka cenderung menjadi tidak yakin dan kurang memiliki kepercayaan diri kurang mampu menunjukan potensi kemampuan diri. Kondisi ini tentunya sangat merugikan.

Kedua, Kepribadian yang matang, dalam sebuah traits theory ahli psikologi Alpport mengatakan setiap kepribadian individu dibentuk oleh sejumlah sifat-sifat tertentu, sifat - sifat inilah yang membuat kecendrungan orang bertingkah laku. Seorang yang matang adalah ia memahami kelebihan serta kekurangan yang di miliki serta ia mampu mengendalikan dirinya dengan baik. Dalam hal ini kepribadian matang telah memiliki arah tujuan dalam hidupnya begitu juga dalam mengembangkan karir dan mengambil keputusan. selain itu, kematangan sebuah kebribadian merupakan kemampuan individu mencapai extension of the self yang menjadikan seseorang karyawan tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, melainkan juga mampu menaruh perhatian pada kepentingan orang lain dalam hal ini kemampuan ia bekerjasama dengan orang lain.

Ketiga, Kepribadian yang memiliki daya juang tinggi pribadi pantang menyerah sangat di tuntut dalam dunia industri dalam menghadapi banyak masalah. Permasalah muncul sangat berbeda dengan ketika mereka berada dalam dunia pendidikan. Bagi Mental yang tidak kuat ia sangat mudah mengalami de-motivated kecendrungan menghindar ketika masalah terjadi.

Keempat, Kepribadian yang memiliki Relationship Skill Pribadi yang memiliki kemampuan kecerdasan social seperti kemampuan membaca dan mengenali emosi orang lain. Seseorang mengetahui bagaimana ia bersikap atau berperilaku menghadapi orang yang berbeda-beda dengan mampu menyesuaikan diri serta mudah bergaul dan fleksibel. Selain itu sering kali saya melihat ketika melakukan rekrutmen dan melihat karyawan tersebut bekerja sering terjadi mempertahankan pendapatnya mengakibatkan terjadinya konflik kerja. Oleh karena itu pentingnya melatih diri untuk berfikiran terbuka, ingat tidak ada salahnya kita mendengarkan dulu pendapat/ ide orang lain. Dalam hal ini pentingnya keterampilan mendengar.

Perencanaan karir apa yang akan anda lakukan di kemudian hari, sejalan dengan apa yang anda inginkan bukan hanya sekedar tempat bekerja, gaji yang memadai atau hanya asal di terima bekerja di mana saja. Kepuasan bekerja mampu membuat diri senang, gembira dan menikmati demi terpuasakan diri akan sebuah sinergi gaya hidup dengan career yang tepat menjadikan landasan kuat tetap betah, riang dan optimis di kemudian hari.

Sejalan dengan semua strategi praktis di atas, tentunya anda pun perlu terus mengasah dan mengembangkan potensi kepribadian Anda. Hal ini dapat anda lakukan dengan terus belajar, kemudian coba di praktekan yang penting juga bagi anda yaitu perlunya mentor yang mampu mengingatkan dan mengevaluasi pekembangan diri.

By: "Agung Rido"
Sumber http://career.ubaya.ac.id/learn/vartikel.php?Id=64

Read More......

Anaka Baru VS Senior

Baru masuk kerja? Pasti dong deg-degan ketemu dengan orang-orang baru, Anda pun dituntut untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Rekan kerja pun kini berubah tidak seperti dahulu lagi.
Ibaratnya kini Anda sedang berada di tengah-tengah orang asing dan harus berjuang agar kehadiran Anda dapat diterima.Memang itulah salah satu resiko yang harus dijalani jika Anda pindah kantor atau baru masuk dunia kerja. Salah satu yang mengganjal jika Anda baru masuk ke dalam lingkungan baru adalah berhadapan dengan yang namanya “senioritas”.

Hampir semua kantor, sering kali Anda jumpai yang namanya senioritas bukan? Coba deh Anda lihat sekeliling kantor, jangan-jangan Anda pun mengalami yang namanya senioritas?

Senioritas kadang menjadi jurang pemisah yang membuat suasana kerja menjadi tidak menyenangkan. Rekan kerja senior merasa dirinya lebih berpengalaman, walaupun posisi Anda sama atau bahkan lebih tinggi darinya. Bagaimana ya caranya agar Anda dapat ‘merangkulnya’?

z Bersikaplah terbuka

Jangan ragu untuk bertanya kepada senior Anda jika mengalami kesulitan. Jika Anda mempunyai jabatan yang lebih tinggi darinya, tidak ada salahnya juga untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti. Wajar jika Anda banyak bertanya karena Anda anak baru di kantor.

z Hargai senioritasnya

Tunjukkan ketertarikan dan minat Anda untuk mendengarkan pengalaman atau pendapat-pendapatnya. Anda bisa kok belajar dari pengalamanya, maklumlah mereka kan lebih lama bekerja jadi tau betul seluk beluk kantor. Dengan begitu, dia merasa dihargai dan cenderung untuk selalu membantu Anda.

z Hindari memancing perdebatan

Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi, setiap manusia kan mempunyai pemdapat yang berbeda-beda. Usahakan perbedaan pendapat itu tidak menjadi suatu perdebatan. Bila terjadi perbedaan pendapat, tahan diri Anda untuk tidak berdebat di depan rekan kerja yang lain. Usahakan untuk tidak membantah pendapatnya. Sampaikan pendapat Anda dengan sopan dan tidak membuatnya merasa digurui.

Sudah tidak takut lagi dong, jika Anda pindah kantor dan bertemu dengan rekan-rekan kerja baru. Apalagi sekarang Anda sedang berhadapan dengan masalah “senioritas”.

Sejalan dengan waktu pasti semua itu akan mencair, ya kan..

Sumber Hanyawanita.com

Read More......

Saat Usia Dipandang Sebelah Mata...

Hani (22), lulusan luar negeri dengan nilai akademik memuaskan berhasil bekerja di sebuah perusahaan advertising terkemuka di Jakarta. Hani sangat suka pekerjaannya dan dia memang mumpuni untuk itu. Namun ada hal mengganjal saat harus menghadapi klien yang jauh lebih tua. Saat pertama kali rapat dan berbagi ide dengan mereka, Hani kerap dipandang sebelah mata.
"Memang setelah saya kemukakan ide-ide, mereka mengubah pandangan terhadap saya, tak lagi dilihat sebagai anak kecil. Tapi kan capai juga kalau tiap kali bertemu klien baru saya dianggap anak kemarin sore yang belum becus bekerja apalagi memegang jabatan tinggi," keluh lajang yang menjabat posisi Art Director ini.

Banyak orang menilai Hani terlalu muda memegang jabatan tersebut. Namun soal kemampuan, Hani boleh diadu dengan yang lebih senior. Anda termasuk yang mengalami hal ini? Memang mengesalkan ya. Kita dinilai dari usia dan penampilan luar. Nah, agar tidak senewen terus-menerus, mari kita cek apa saja yang bisa dijadikan 'bekal' agar Anda lebih tangguh dalam menyikapi masalah itu dan pada akhirnya orang lain akan menaruh hormat pada Anda:


v Nobody's Perfect
Untuk memperoleh kredibilitas tidak berarti bahwa Anda harus menjadi seorang yang sempurna. Kredibilitas akan dinilai berdasarkan pada apa yang Anda ketahui dan apa yang tidak, serta bagaimana Anda menyikapi hal tersebut. Dengan kata lain ada harus bersikap realistis untuk mau mengakui apa yang tidak bisa Anda kerjakan dan apa yang bisa anda kerjakan. Jika anda dapat melakukannya maka orang lain (termasuk klien dan rekan kerja senior) pasti akan menaruh hormat dan percaya pada kemampuan Anda.


v Aturan Main
Dalam dunia kerja selalu ada aturan main yang berlaku baik secara tertulis maupun tidak tertulis, seperti cara berbusana dan berkomunikasi Sehebat apa pun Anda atau seberapa banyak pun gelar yang disandang aturan tersebut tidak boleh diabaikan. Anda harus belajar untuk menyesuaikan diri dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Jika Anda kebetulan berusia muda mau mengikuti aturan maka kesenjangan antara senior dan yunior akan dapat diminimalisasikan dengan cepat.

v Tunjukkan Kinerja
Satu cara paling efektif menghilangkan kritik atau pandangan negatif dari orang lain adalah dengan menunjukkan kinerja. Intinya adalah orang lain jarang peduli bagaimana Anda mengerjakan tugas atau pekerjaan yang diberikan, tetapi yang menjadi pokok perhatian adalah apakah Anda mampu mengerjakan tugas dengan baik. Sekali orang yang mengritik Anda melihat bahwa Anda melakukan suatu pekerjaan atau tugas dengan sukses maka ia akan berhenti menganggap remeh.

v Hargai Perbedaan
Perbedaan akan selalu ada, dan tak selalu bisa disatukan. Tak usah kecil hati, sebab bisa saja hal tersebut tidak disebabkan oleh Anda melainkan memang sudah menjadi karakteristik dari rekan kerja senior. Salah satu cara agar hal ini tak membuat frustasi adalah dengan mengakui adanya perbedaan tersebut dan menunjukkan bahwa memang ada perbedaan cara dan gaya kerja antara Anda yang berusia muda dengan para senior yang berusia lebih tua.

v Rendah Hati
Dalam bekerja ada banyak kesempatan di mana kita dituntut untuk bersikap rendah hati dengan mau berbagi atau mendelegasikan tugas-tugas kepada orang lain, terutama untuk hal-hal yang bukan menjadi kompetensi kita. Pada saat Anda tahu bahwa ada orang lain yang lebih kompeten untuk mempresentasikan suatu materi pada klien atau kepada atasan Anda, maka tidak ada salahnya jika kita berikan kesempatan kepada rekan tersebut. Selain itu, Anda pun harus berani untuk menolak suatu tugas-tugas yang bukan menjadi kompetensi Anda.

Nah, muda usia bukan hambatan untuk meretas karir ke jenjang tertinggi kok...

Sumber Hanyawanita.com

Read More......

Ketika Harus Memilih

Banyak pencari kerja yang mungkin pernah mengalami dilema, bingung memilih satu diantara 2 tawaran pekerjaan yang datang bersamaan. Kadang pilihan atas dasar penawaran gaji yang lebih besar saja belum tentu yang terbaik. Ada banyak hal lain yang perlu dijadikan bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk menerima suatu tawaran dan menolak yang lainnya, yaitu:

Berkaitan Dengan Posisi Yang Ditawarkan
1. Cek status posisi yang ditawarkan. Apakah karyawan tetap atau kontrak? Bila karyawan tetap, berapa lama masa percobaannya?
2. Bagaimana karakteristik pekerjaan itu? Tugas lapangan atau di belakang meja? Apakah membutuhkan ketelitian, kreativitas atau ketrampilan berkomunikasi? Hal-hal apa saja yang ditargetkan atau bagaimana prestasi Anda akan diukur? Apakah kira-kira Anda mampu menunjukkan prestasi yang baik? Lakukan evaluasi mendalam sesuai dengan kondisi dan kemampuan Anda.

3. Mengapa posisi itu kosong? Karena pengembangan perusahaan, pembukaan cabang baru atau menggantikan orang lain? Bila posisi baru, sanggupkah Anda merintis sistem baru? Bila menggantikan orang lain, mengapa orang yang lama keluar? Bila disebabkan oleh suatu konflik internal, pelajari apakah Anda mampu menghadapi hal serupa?

4. Bila Anda memiliki ambisi untuk meraih karir lebih tinggi, adakah peluang jenjang karir untuk posisi itu?

5. Bagaimana struktur organisasi di departemen yang bersangkutan? Siapa atasan langsung Anda nantinya? Apa Anda merasa akan bisa bekerja sama dengannya? Apa latar belakang pengalaman atau pendidikannya? Sudah berapa lama ia menjabat posisi itu? Seberapa besar wewenangnya untuk mengambil keputusan?

6. Paket benefit apa lagi yang ditawarkan di luar gaji? Adakah tunjangan kendaraan, kesehatan, HP, tunjangan hari tua, bonus, training? Pertimbangkanlah mana yang lebih menguntungkan.

Berkaitan Dengan Perusahaan
Sudah berapa lama perusahaan itu berdiri? Perusahaan yang usianya lebih tua pada umumnya lebih mapan dan menjanjikan dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Tetapi bagaimana potensi pertumbuhannya? Bila perusahaannya baru tetapi prospek dan pertumbuhannya pesat dan Anda sendiri menyukai tantangan baru, mengapa tidak?

Siapa perusahaan pesaingnya? Bagaimana posisinya dalam kompetisi di pasar? Perusahaan yang merupakan pemimpin pasar tentunya jauh lebih menjanjikan. Apakah karyawan di perusahaan itu banyak yang ke luar masuk? Bila ya, apakah merata di hampir semua departemen? Ha-hal ini harus Anda pelajari lebih lanjut.

Sumbe karir.com

Read More......

Masa Percobaan Bukan Untuk 'Coba-coba'

Baru saja diterima bekerja di perusahaan yang selama ini Anda idamkan? Bila sudah bicara tentang pekerjaan baru, tentunya Anda juga tidak akan bisa lepas dari adaptasi dan pembuktian. Terutama bagi Anda yang harus melewati probation alias masa percobaan dulu.

Lazimnya masa percobaan ditetapkan selama 3 bulan pertama. Bila dalam masa 3 bulan pertama ini Anda tidak bisa membuktikan diri dan perform dengan baik ataupun memenuhi target, biasanya pilihan yang dilontarkan adalah mengalami lagi masa percobaan untuk beberapa bulan selanjutnya, atau kontrak tidak dilanjutkan.

Semua pasti ingin langsung diangkat jadi karyawan tetap setelah melalui masa percobaan, termasuk Anda. Sebelum Anda masuk bulan demi bulan, sebaiknya dari hari pertama di bulan pertama, Anda sudah menyiapkan diri. Apa saja yang bisa dilakukan?
Pada bulan pertama, sudah pasti Anda harus memperkenalkan diri terlebih dahulu. Pro aktif-lah dan buka diri Anda dengan sikap bersahabat. Jangan pasif dan menunggu untuk disapa terlebih dulu, serta jangan ragu bertanya bila ada yang tidak dipahami. Selain membuktikan bahwa skill, pengalaman dan kecerdasan Anda memang bisa menunjukkan perfomance prima, jangan remehkan sosialisasi. Waktu makan siang adalah saat yang sangat tepat, karena disini Anda dapat membaur dalam suasana lebih santai dengan rekan kerja.
Di bulan kedua tentunya Anda kurang lebih sudah mulai mengenal rekan-rekan, termasuk tentunya kebiasaan bos Anda. Mereka pun sudah mulai dapat menilai performa kerja Anda. Memuaskan atau tidaknya hasil kerja Anda, tentu tak akan luput dari penilaian. Bulan hitungan kedua ini, jangan biarkan diri Anda terlena. Usahakan untuk rajin masuk kantor, jangan bolos bila memang tidak benar-benar sakit, apalagi sampai menolak tugas yang diberikan. Perhatikan tenggat waktu dan target tugas, pastikan sesuai dan dengan hasil memuaskan.
Bulan ketiga ini, Anda sudah semakin tahu seluk beluk dan budaya perusahaan, karakter bos dan rekan-rekan. Tidak ketinggalan, Anda pun sudah harus semakin menguasai job desc Anda. Untuk pembuktian diri, bulan ketiga ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Beranikan diri Anda untuk menerima tantangan, misalnya menawarkan diri untuk mengerjakan ataupun bergabung dalam tim yang mengerjakan proyek sulit. Selain Anda bisa membuktikan kompetensi, Anda juga bisa menyerap banyak pelajaran dari mereka yang sudah biasa mengerjakannya.
Yang jelas, jangan pernah ada kata 'berhenti' untuk terus menggali dan meningkatkan kompetensi diri. Masa percobaan hanyalah sebuah proses dalam rintisan karir Anda. Bila sudah mantap, posisi karyawan tetap pun berada di tangan Anda.

Sumber Hanyawanita.com

Read More......

12 Cara Resign yang Elegan

Diplomasi dibutuhkan dimana saja, melibatkan taktik dan keahlian untuk berkomunikasi dengan orang lain. Diplomasi terbukti berguna untuk hubungan bisnis. Tapi tahukah Anda, diplomasi amat berguna khususnya saat Anda memutuskan mundur dari pekerjaan (resign). Ingatlah, dunia ini sempit. Dengan adanya merger antar perusahaan, konsolidasi dan akuisis, maka amatlah bijaksana untuk tidak memberangus 'jembatan penghubung' kalau tak mau mati konyol.

Saat Anda meninggalkan pekerjaan, bukan saat yang tepat untuk menebar permusuhan dengan mantan rekan kerja atau perusahaan. Bisa saja rekan kerja atau supervisor Anda itu nantinya akan menjadi atasan di tempat lain. Siapa tahu?

Kami berikan tip begaimana resign dengan cara elegan dan meninggalkan nama Anda tetap harum dikenang:

1 Bersikap profesional saat mengumumkan untuk mundur dari pekerjaaan, misalnya membuat surat pemberitahuan minimal sebulan sebelum Anda resign. Berikan alasan Anda mundur, mungkin berburu kesempatan yang lebih baik. Tak penting apakah Anda suka atau benci pada mantan atasan, penulisan surat pengunduran diri tetap harus singkat, padat, jelas dan profesional.

2 Beri tahu atasan Anda langsung terlebih dulu, kemudian kabari rekan kerja dalam satu divisi

3 Jangan membual kepada rekan kerja Anda mengenai posisi Anda di perusahaan baru, besaran gaji maupun fasilitas mobil yang Anda terima. Malahan sebaiknya Anda berterima kasih kepada mantan rekan kerja yang selama ini sudah mendukung Anda dan berharap akan terus bertukar informasi.

4 Sebelum resign, biasanya Anda akan menjadi 'guru' bagi karyawan pengganti Anda. Lakukan secara baik, tinggalkan kesan baik untuk mantan atasan dan perusahaan Anda

5 Selesaikan pekerjaan. Jangan meninggalkan proyek yang belum selesai. Buktikan kalau Anda orang yang bertanggung jawab

6 Jangan tinggalkan meja Anda dalam kondisi kacau balau. Luangkan waktu sehari untuk membereskan barang-barang Anda

7 Tawarkan bantuan jika misalnya kantor lama Anda belum dapat pengganti. Katakan Anda akan bersedia menjawab pertanyaan terkait pekerjaan lama Anda, lewat email atau telepon.

8 Jangan menghilang. Tetaplah bekerja sebagaimana biasa di hari-hari terakhir. Buktikan kalau Anda tetap punya kontribusi berharga di tim

9 Hindari menjelek-jelekkan mantan rekan kerja, atasan atau perusahaan. Ingat dunia sempit teman!

10 Negosiasikan paket resign Anda secara bijaksana. Jangan rakus apalagi menjadi terlalu penuntut. Secara sopan tanyakan apa saja yang akan Anda dapat, misalnya jatah cuti yang belum diambil, bonus yang dihitung prorata dan sebagainya

11 Tinggalkan barang inventaris di kantor, meski itu hanyasebuah stapler atau penjepit kertas.

12 Usahakan jangan mengirimkan pemberitahuan resign via email. Namun jika hal ini harus dilakukan, cantumkan nomor kontak yang bisa dihubungi, jika sewaktu-waktu mantan rekan kerja membutuhkan bantuan terkait pekerjaan yang pernah Anda lakukan.

Sumber: Hanyawanita.com

Read More......